BOJONEGORO : BHUMI ANGKLING DHARMA
Halo apa kabar ? kali
ini saya akan bahas sedikit nih tentang kota saya. Yak saya akan menjelaskan
Tentang Kabupaten Bojonegoro.
Bojonegoro adalah
salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur,
letaknya ±110 km. barat Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tuban di
utara, Kabupaten Lamongan di timur, Kabupaten
Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi di selatan,
serta Kabupaten Blora (Jawa Tengah) di barat. Bagian barat kotaku ini
(perbatasan dengan Jawa Tengah) merupakan bagian dari Blok Cepu, salah
satu sumber deposit minyak bumi terbesar di Indonesia. Oleh karena itu
Bojonegoro dijuluki dengan sebutan kota minyak.
Di bagian barat daya
Bojonegoro ada sebuah suku kecil yang unik, suku samin namanya. Terletak di
daerah yang jauh dari perkotaan membuatnya sangat asing dengan budaya modern.
Samin merupakan gabungan dari kata “sami-sami amin”. Yang berarti bersama-sama
tanggung-jawab dan jujur. Suku samin pertama kali dipimpin oleh
Surowidjojo atau Raden Suratmoko yang lahir tahun 1840 dengan ajaran
saminismenya.
Paham Saminisme
dinamakan “Agama Nabi Adam”. Ajaran Saminisme yang terwariskan hingga kini
sebenarnya mengajarkan nilai-nilai kerja keras, tanggung-jawab, kesederhanaan,
dan keutamaan budi pekerti luhur.
Ajaran Samin ada 3
yaitu:
1. Angger-angger pangucap (hukum bicara)
1. Angger-angger pangucap (hukum bicara)
2. Angger-angger
pratikel (hukum tindak tanduk)
3. Angger-angger
lakonono (hukum perihal yang perlu dijalankan).
Konsep ajaran Samin
Pengikut ajaran Samin mempunyai 6 ajaran yaitu :
1. Tidak bersekolah
2. Tidak memakai peci, tetapi memakai iket yaitu semacam kain yang diikatkan dikepala mirip orang Jawa zaman dahulu.
3. Tidak berpoligami
4. Tidak memakai celana panjang, dan hanya pakai celana selutut
5. Tidak berdagang
6. Penolakan terhadap kapitalisme
Pengikut ajaran Samin mempunyai 6 ajaran yaitu :
1. Tidak bersekolah
2. Tidak memakai peci, tetapi memakai iket yaitu semacam kain yang diikatkan dikepala mirip orang Jawa zaman dahulu.
3. Tidak berpoligami
4. Tidak memakai celana panjang, dan hanya pakai celana selutut
5. Tidak berdagang
6. Penolakan terhadap kapitalisme
Budaya di bojonegoro ada
tari tayub merupakan tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi
gamelan dan tembang jawa yang di lantunkan oleh waranggono yang syairnya sarat
dengan petuah ajaran,wayang tengul kesenian wayang khas bojonegoro dalam bentuk
3 dimensi yang diiringi gamelan pelog/sendro.wayang ini tetap dilestarikan
bojonegoro walaupun jarang di pertunjukan lagi.
Kerajinan yg ada di
bojonegoro ada kerajinan kayu jati,produk unggulan ini telah lama di kenal dan
berkualitas ekspor,karena bojonegoro merupakan penghasil kayu jati
berkualitas.corak dan desain telah di sesuaikan dengan situasi zaman,baik
lemari,bufet,meja,kursi atau tempat tidur ,kerajinan bubut-cukit bentuyk
souvenir kayu jati,penggarapan ini dilakukan secara teliti dan detail tapi
tetap mempertimbangkan aspek estetika khususnya berupa miniatur mobil,sepeda
motor,becak,kereta api,jam dinding atau guci
Ledre adalah makanan khas
bojonegoro.berbentuk gapit (seperti emping gulung) dengan aroma khas pisang
raja yang manis .ada juga salak yang tempatnya di daerah wedi jadi di juluki
salah wedi,pusat salah dari jaman nenek moyang,termasuk juga kebun blimbing yg
ada di bojonegoro dengan rasa manis dan segar dengan berat 2-3 ons
perbuahnya.Tempat wisata dibojonegoro ada banyak meskipun belum terkelola
secara maksimal diantaranya khayangan api ,waduk pacal,wana wisata dander.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar